Kerajaan di
Koto Anau, Tahukah Sanak...? Apakah anda perna ke Solok Sumatera Barat..? yang
terletak di kabupaten di Sumatera Barat
terkenal akan penghasil beras terbaik. Terbukti dengan lahan sawah yang cukup
luas Solok merupakan salah satu daerah
pengahasil beras di Sumatera Barat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok beberapa waktu lalu berhasil membuktikan
kepada masyarakat luas dengan meraih prestasi tingkat nasional.
Namun
dibalik semua itu, seperti dilansir Ranah Urang Awak Solok juga memiliki
potensi wisata yang mungkin orang tidak banyak tahu, jika di Nagari Koto Anau
ada sebuah kerajaan. Bahkan, orang Koto Anau sendiri juga banyak tak tahu
dengan keberadaan kerajaan Koto Anau tersebut. kononnya kerajaan ini telah ada
sejak abad 12 pada masa pemerintahan Pitalo Jombang yang menikah dengan Puti
Sari Mayang yang merupakan kerabat Raja Melayu dari Jambi. Jadi berdirinya
Kerajaan Koto Anau diduga, setelah keturunan Raja Melayu yang ada di Gunung
Selasih (sekarang gunung Talang) turun dari tempat persembunyian tersebut.
Dan setelah
ia meninggal, keturunan Raja Koto Anau juga pernah menjadi wali nagari di Koto
Anau. Antara lain Mohammad Saleh Dt Bagindo Yang Dipatuan (1902-1020) dan Thaher Dt Bagindo Yang Dipatuan (1946-1948).
Dan hingga saat ini ranji keturunan kerajaan Koto Anau sulit mencarinya.
Namun hal
yang paling menarik yakni terdapat hubungan kekerabatan dimana Raja Koto Anau
dengan Raja Pagaruyuang memiliki ikatan garis keturunan berasal dari kerajaan
melayu. Dalam buku ''Koto Anau dalam tinjauan historis dan wisata'' karangan
Zusneli Zubir terbitan BPSNT Padang tahun 2010, diceritakan bahwa bukti-bukti
peninggalan Kerajaan Koto Anau antara lain rumah gadang Sembilan ruang, bekas
istana raja Koto Anau yang berada di Kampung Dalam Koto Anau, Tepian Puti,
tempat mandi para putrid raja, lurah atau ladang rajo, memiliki tiga balai,
pandam kuburan, tombak pusaka, peralatan rumah tangga, batu angkek-angkek,
lesung salirik tujuh juga ragam hias khas koleksi raja.
''tidak
sedikit juga yang bisa kita kembangkan di Koto Anau. Potensi wisata buadayanya
juga merupakan salah satu nagari tertua
baik di kabupaten Solok maupun di Minangkabau selain Pariangan di
Kabupaten Tanahdatar. Sejak zaman pra sejarah, peninggalan menhir ada sampai
saat ini. Batu dakon juga ada. Istana Rajo Koto Anau juga ada. Ini akan menjadi
ikon paling menjanjikan untuk pembangunan nagari Koto Anau ke depannya. Mari
kita dukung untuk peduli dengan peninggalan sejarah,'' jelas Dra Zusneli Zubir
M Hum, salah satu pembicara dalam diskusi sejarah dan budaya Koto Anau.
Dan tentunya bisa kita lihat pula yang dapat kita saksikan
dalam kegiatan ''Musyawarah Tungku Tigo Sajarangan'' di Nagari Koto Anau 17-18
Desember 2011. Kegiatan yang mendatangkan para perantau baik di Jawa maupun di
Pekanbaru dibuka langsung oleh Bupati Solok Syamsu Rahim di Masjid Raya Koto
Anau Sabtu 17 Desember 2011. Dengan berbagai kegiatan antara lain gelar seni
anak nagari, makan bajamba, diskusi sejarah dan gerak jalan santai.
Adapun kegiatan ini
merupakan bagian dari ''Mambangkik Batang Tarandam Manaruko Maso Katibo''. Ini
juga jadi tugas berat bagi masyarakat secara umum dan para cadiak pandai, alim
ulama dan ninik mamak secara khusus. Lewat kegiatan ''musyarawarah tungku tigo
sajarangan'' ini juga mengimpun kekuatan
untuk membangun nagari dengan pendekatan budaya dan sejarah di kabupaten Solok.
Dan bukti dari peninggalan Kerajaan Koto Anau sampai saat
ini masih terdapat di beberapa tempat di Nagari Koto Anau. Namun, beberapa peninggalan sudah hancur bahkan ada
yang hilang. Ini tentu harus segera diselamatkan. Karena jika tidak ada
tindakan tentunya ini akan mencoret bangsa kita sendiri karena tidak menghargai
sejarah dan melestarikan potensi wisatanya.
Assalamualaikum. Minta info untuk tuk garis keturunan koto saniangbaka
BalasHapusAssalamualaikum. Minta info untuk tuk garis keturunan koto saniangbaka
BalasHapus